Outlook Ekonomi Global
(SOFTKILL)
Kelompok :
·
Elinda Maya
·
Hanifa Wahyuni
·
Juliani Tri Utari
·
Nauli Ernesta T
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
ARTIKEL 1
Outlook Ekonomi Global
Ekonomi
dunia pada tahun 2012 kemungkinan masih akan didominasi oleh krisis Eropa,
dimana pembahasan para ahli WEF menyoroti masalah kondisi surat utang negara.
Pada
tahun 2008 ketika negara berkembang membantu sistem perbankan dalam menangani
krisis keuangan, dengan sendirinya mereka membawa masalah itu dalam keuangan
negaranya. Saat ini, negara besar di dunia tengah menghadapi krisis surat utang
disaat pertumbuhan ekonomi dunia tengah mengalami perlambatan dibarengi
memuncaknya jumlah pengangguran.
Hasilnya,
kondisi ekonomi pada tahun 2012 akan diwarnai instabilitas di mana muncul
ketiadaan aturan sistem keuangan yang bisa diterima semua negara, rendahnya
kepercayaan pada pasar, dan munculnya spekulasi.
Kesimpulan Dari Outlook Ekonomi Global
Dengan adanya
kasus tersebut Pemerintah
Indonesia harus lebih concern untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkeadilan(sesuai filosofi,aspek operasional&tujuan ekonomi yang
falah).Dengan ukuran PDB rill maupun interest-free banking Negara Iran
dan Pakistan berhasil membesarkan kue ekonominya dengan begitu sector rill
disana berkembang cukup pesat serta dapat membuka lapangan pekerjaan. Malaysia
ketika ingin mendorong akumulasi modal, menerapkan comprehensive islamic
financial system, Malaysia berhasil mendorong adanya financial
development dan economic growth yang kokoh. Indonesia harus lebih
proaktif untuk berkontribusi memakmurkan rakyatnya serta jangan terlalu
pragmatis dalam kekuasaanya(hanya mementingkan sentiment parpolnya) dan alangkah
bijaksana jikalau rakyat Indonesia mau berusaha dengan mandiri serta inisiatif
membangun kehidupan ekonominya tanpa harus selalu menggantungkan dirinya kepada
pemerintah.Mulailah dengan hal-hal sederhana entah itu dengan cara
berbisnis,berwirausaha,atau apalah yang bisa memicu produktivitas yang dapat
menghasilkan output(value added).
ARTIKEL 2
OUTLOOK EKONOMI GLOBAL 2008, Perlawanan Naga pada Tahun Tikus
Investor Daily Setidaknya ada
tiga pertanyaan yang menghantui ekonomi global pada 2008. Pertama, apakah
krisis finansial yang dipicu kasus subprime mortgage di AS dampaknya masih
berlanjut pada 2008? Kedua, akankah kenaikan … harga minyak mentah yang
mengancam inflasi semakin “menggila”? Ketiga, mungkinkah pergerakan harga
komoditas saat ini merupakan mekanisme pasar dalam mencari keseimbangan baru?
Jika jawaban dari ketiga
pertanyaan itu adalah benar, resesi ekonomi akan menjadi ancaman besar.
Sebaliknya, jika salah satu saja jawabannya tidak, ekonomi dunia kemungkinan
masih bersinar. Merrill Lynch dan Morgan Stanley di New York mengkhawatirkan
ekonomi dunia tahun ini akan tergelincir dalam resesi, sebab tingkat
pengangguran naik 5% pada Desember 2007, tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Apalagi, menapaki tahun 2008, ekonomi langsung diadang kenaikan harga minyak
hingga menembus batas pskologis US$ 100 per barel. “Saya takut, kita semua akan
merasakan perlambatan ekonomi yang dipicu kenaikan harga minyak,” kata Stuart,
analis Merrill Lynch, seperti dikutip Bloomberg, belum lama ini.
Demikian juga dengan pasar
saham, meskipun di pengujung tahun lalu harganya berguguran, secara keseluruhan
Indeks Dow Jones masih mencatat gain sekitar 6,4% pada 2007. “Penurunan suku
bunga The Fed akan meningkatkan daya beli, sementara pelemahan dolar AS bakal
memacu ekspor sehingga PDB membaik,” kata Saphiro, ekonom AS.
Kesimpulan dari OUTLOOK EKONOMI GLOBAL 2008, Perlawanan Naga pada Tahun Tikus
Di tengah kelesuan ekonomi
dunia, Tiongkok menjadi tumpuah harapan sebagai pendorong ekonomi dunia. Negeri
yang disebut sebagai naga Asia itu, bersama India, Rusia dan negara-negara
emerging market diprediksi mampu melawan perlambatan ekonomi global pada tahun
tikus ini. Sejumlah ekonom meyakini, Tiongkok akan mampu melawan tiga musuh
utamanya, yakni terkoreksinya bursa Wall Street dan perlambatan ekonomi AS,
pengetatan moneter karena overheating, dan berkurangnya kapasitas produksi
karena ekspor ke negara mitra dagang menurun.
Tiongkok disebut-sebut sebagai naga yang cerdik yang mampu menyemburkan api hingga tiga kali untuk mematahkan perlawanan musuh. Salah satu buktinya, Shanghai Index dan Shenzhen Index mampu melawan keterpurukan bursa global ketika terjadi krisis subprime mortgage. Shenzhen mencatatkan rekor teratas pencetak gain selama 2007 dengan kenaikan sebesar 163,98%.
Namun, ekonom senior Lehman
Brothers Mingchun Sun memprediksi PDB Tiongkok pada 2008 hanya sekitar 9,8%,
kecuali jika Tiongkok mampu membuat terobosan pasar. Sebab, mitra dagang Sang
Naga, seperti AS dan Eropa, tengah dilanda perlambatan ekonomi. Ekspor Tiongkok
ke AS dari tahun ke tahun terus meningkat dari US$ 100 miliar pada 2000 menjadi
US$ 288 miliar per Oktober 2007. Serbuan produk Tiongkok yang dikenal berharga
murah membuat pengusaha AS “pontang-panting” karena pasarnya terus tergerus.
Saat ini, ekspor produk Tiongkok ke AS sekitar 30% dari total ekspor Negeri
Tirai Bambu itu.
Tiongkok sekarang ini menjadi negeri yang sangat penting bagi ekonomi dunia. Bahkan, lembaga investasi internasional sekaliber Morgan Stanley harus “tunduk” setelah mendapat suntikan dana dari China Investment Corporation (CIC) sebesar US$ 5 miliar guna menutupi krisis keuangannya akibat terseret kasus subprime mortgage.
Sementara itu, AS yang selama
ini menjadi kiblat ekonomi dunia, mendapat ujian sangat berat menyusul krisis
subprime mortgage yang tidak hanya merontokkan pasar finansial di negeri itu,
tetapi juga menyeret pasar global. IMF menurunkan PDB AS pada 2008 dari sekitar
2,8% menjadi sekitar 2,2%. Sementara itu, kawasan Eropa yang korporasinya
banyak menjadi korban subprime mortgages, pertumbuhan ekonominya diperkirakan
turun 0,2% menjadi 2,1% pada 2008.
Begitu pula dengan Jepang,
ekonominya hanya akan bertumbuh sekitar 1,7% pada 2008, lebih rendah dibanding
2007 sebesar 2,0%. Menurut Mickey Levy, kepala ekonom Bank of America, dampak
dari penurunan suku bunga Bank Sentral AS (the Fed) akan menstimulus pasar
keuangan dan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga mampu mereduksi ancaman
resesi.
Sejumlah analis juga
memprediksi, kejatuhan pasar perumahan AS akan mencapai dasar pada pertengahan
2008, dan setelah itu menjadi lebih baik. “Penghapusbukuan (write off) kredit macet
akibat subprime mortgage akan membersihkan keuangan sehingga kinerja korporasi
kembali baik mulai pertengahan tahun ini,” kata Zandi, kepala ekonom Moody’s
Economy.com. Sejumlah ekonom meyakini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar